Sabtu, 22 Mei 2010

Dieng Fantastik





Pada tanggal 1-5 mei kemarin, saya bersama siswa-siswi SMAN 12 Jakarta kelas XI berkesempatan untuk mengunjungi sebuah kota yang dikenal sebagai kota pelajar ataupun kota seniman, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam rangka study tour. Saya sangat tertarik untuk mengunjungi kota ini, karena saya belum pernah berwisata di daerah Jogja. Kebetulan, ketika pulang kampung saya memang tidak melewati jalur pantura ataupun jalur selatan yang ada di pulau Jawa, melainkan menyeberangi pelabuhan merak untuk melanjutkan perjalan lintas Sumatera.. Yappp Tepatnya saya berasal dari Sumatera Barat.

Saya tidak mau melewatkan kesempatan untuk mendokumentasikan semua tempat yang telah dikunjungi, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Kasongan, Marlioboro, UGM, Keraton, Dieng, dan Batu Raden. Dari semua tempat yang telah dikunjungi ada satu tempat yang memberikan kesan tersendiri bagi saya, yaitu Dieng Plateu.
Dieng adalah dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Dieng adalah wilayah vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api raksasa. Kawah-kawah kepundan banyak dijumpai di sana. Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di atas permukaan laut. Suhu di Dieng sejuk mendekati dingin, berkisar 15—20 °C di siang hari dan 10 °C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara terkadang dapat mencapai 0 °C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas ("embun racun") karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

Nama Dieng berasal dari gabungan dua kata bahasa Sunda Kuna: "di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam. Nama Dieng berasal dari bahasa Sunda karena diperkirakan pada masa pra-Medang sekitar tahun 600 Masehi daerah itu berada dalam pengaruh politik Kerajaan Galuh.

Kami berangkat menuju Dieng sebelum subuh untuk melihat Gold Rise dan Silver Rise secara langsung, yaitu matahari terbit yang dapat dilihat dari sebuah gunung di Dieng yang memang sudah disiapkan oleh guru-guru agar kami bisa melihatnya. Kebetulan, Dieng merupakan salah satu tempat dimana terdapat dua macam matahari terbit, dan tempat seperti ini sangat jarang ada di Indonesia. Dan, pastinya saya amat beruntung dapat melihatnya secara langsung dan tidak membuang kesempatan untuk berfoto-foto ria, bersama sahabat-sahabat saya.

Setelah puas melihat matahari terbit, kami langsung menuju Desa Dieng untuk sarapan pagi, setelah itu mengunjungi Komplek percandian, yaitu kawasan yang berisi candi-candi peninggalan Hindu. tempat ini merupakan tempat terfavorit bagi saya selama berada di Jogja, Kenapa??? Karena kawasan ini sangat bersih dan rumputnya sangat hijau membuat mata terkesiap melihatnya, selain itu dari tempat ini kita dapat lihat gunung-gunung yang mengelilingi Dieng plateau ini.. Begitu mempesona, saya juga berkesempatan untuk masuk ke dalam sebuah Candi, yaitu Candi Arjuna. Di dalamnya terdapat air yang berasal dari batu-batuan, sehingga air ini berbau menyengat namun konon katanya air ini memiliki khasiat tersendiri untuk kulit.
Candi-candi disini dibangun pada masa agama Hindu, dengan peninggalan Arca Dewa Siwa,Wisnu, Agastya, Ganesha dan lain-lainya bercirikan Agama Hindu. Candi-candi yang berada di dataran tinggi Dieng diberi nama yang berkaitan dengan cerita atau tokoh-tokoh wayang Purwa dalam lokan Mahabarata, misalnya candi Arjuna, candi Gatotkaca, candi Dwarawati, candi Bima, candi Semar, candi Sembadra, candi Srikandi dan candi Puntadewa.

Perjalanan di lanjutkan menuju sebuah gedung, seperti bioskop mini. Di sini kami menonton sejarah terbentuknya Dieng, kebudayaan, samapai kehidupan sosial, ekonomi masyarakat Dieng. salah satu yang menarik yaitu, mengenai anak-anak pilihan yang memiliki rambut gimbal atau biasa disebut gembel. Biasanya sebelum rambut ini muncul anak tersebut akan demam tinggi terlebih dahulu dan akhirnya muncullah rambut-rambut yang saling menempel namun tidak pada semua rambut. Rambut ini akan hilang apabila si anak sudah menginginkan untuk di potong dan sebagai gantinya orang tua harus memenuhi keinginan si anak. Apabila di potong sebelum anak itu mau, maka rambut tersebut akan terus tembuh dan bahkan menurut orang sana bisa membawa kematian pada anak. Percaya gak percaya kata orang setempat anak gembel ini bisa membawa keberuntungngan ataupun kesialan bagi orang tuanya.. itulah salah satu budaya masyarakat Dieng dan semua itu kembali kepada Sang khalik, Allah swt.

Setelah menonton selama kurang lebih satu setengah jam kami menuju kawah singkidang, salah satu kawah yang cukup aman untuk dikunjungi karena berada di area terbuka. Kebetulan, Dieng memiliki beberapa kawah yaitu kawah Candradimuka,Sibanteng, Siglagah
Sikendang, berpotensi gas beracun, Sikidang, Sileri, Sinila, berpotensi gas beracunn dan Timbang, berpotensi gas beracun.

Tempat terakhir yang dikunjungi yaitu Telaga warna, salah satu tempat yang paling misitis yang berada di Dieng Plateau. Memang masyarakat Dieng masih kental dengan hal-hal yang berbau mistis. Di Telaga ini terdapat gua sebgai tempat bersemedi. Menurut cerita, Mantan presiden RI Ir. Soekarno dan Pak Soeharto pernah bersemedi di gua ini. Kandungan air di Telaga warna adalah belerang sehingga tidak ada makhluk yang hidup di dalamnya kecuali ganggang. Kenapa tempat ini disebut sebgai Telaga Warna?? Karena memang jika dilihat dari tempat berbeda dan sinar matahari yang menyinari, Telaga warna ini dapat dilihat dalam tiga warna yaitu, hijau, kuning, sampai coklat kemerahan.

Itulah kisah saya di Dieng Fantastik ini. Dan tentunya tak akan kulupakan setiap sudut yang terlihat di Dieng ini. Semoga Allah SWT memberikan saya kesempatan lagi untuk mengunjungi tempat yang fantastik ini. AMIN!!

1 komentar:

  1. Nice place kak kapan ya gw bisa kesitu nunggu ombak di laut berenti kali ya, thanks ya informasinya walaupun enggak bisa kesana yang penting udah tau informasinya keep smile. mari mengenal pariwisata lombok utara di http://7og4nk.blogspot.com

    BalasHapus